Syafiq on 
Tuesday, August 17, 2010
   Ronny   Pasla kiper Indonesia (PSSI) legendaris kelahiran Medan, 15 April 1947.   Dia berkiprah sebagai kiper tim nasional Indonesia tahun 1966 sampai   1985. Peraih Piagam dan Medali Emas dari PSSI (1968), Atlet Terbaik   Nasional (1972) dan Penjaga Gawang Terbaik Nasional (1974), itu memulai   karir sepak bolanya dari Medan.

   Sebenarnya,   Ronny lebih awal meminati olahraga tennis sampai sempat meraih juara   pada Kejuaraan Tenis Nasional Tingkat Junior di Malang, 1967. Namun   ayahnya, Felix Pasla menyarankannya ke sepakbola. Jadilah dia andalan di   klub Dinamo, Medan, Bintang Utara, Medan dan PSMS Medan. Kemudian   hijrah ke Persija Jakarta dan Indonesia Muda, Jakarta. Selama berkiprah   di PSMS, Ronny dan rakan-rekannya meraih prestasi sebagai Juara Piala   Suratin (1967) dan Juara Nasional (1967).
    Kiprahnya   sebagai penjaga gawang andalan Tim Nasional Indonesia (PSSI) juga   meraih prestasi sebagai Juara Piala Agakhan di Bangladesh (1967), Juara   Merdeka Games (1967), Peringkat III Saigon Cup (1970) dan Juara Pesta   Sukan Singapura (1972).
    Atas   prestasinya yang gemilang sebagai kipper PSMS, Ronny berdarah Manado   yang dijuluki Macan Tutul bertinggi badan 183 cm itu mendapat   penghargaan sebagai Warga Utama Kota Medan (1967). Kiprahnya di   sepakbola dan Timnas PSSI sebagai kiper andalan sejak 1966 hingga   pensiun 1985 dalam usia 38 tahun dianugerahi Piagam dan Medali Emas dari   PSSI (1968), Atlet Terbaik Nasional (1972), Penjaga Gawang Terbaik   Nasional (1974).
    Selama   karir sebagai kiper tentu banyak pengalaman Ronny yang amat berkesan.   Salah satu di antaranya, tatkala Timnas Brazil yang diperkuat pesepak   bola legendaris Pele, tur ke Asia termasuk Indonesia pada 1972. Dalam   laga Timnas Indonesia dan Brazil itu Ronny berhasil menahan eksekusi   penalti Pele, kendati Indonesia akhirnya kalah 1-2.
    Setelah   pensiun dari dunia sepak bola pada usia 40 tahun di Indonesia Muda   (IM), Jakarta, Ronny lebih banyak menggumuli olahraga tennis lapangan   sebagai pelatih. Bahkan dia memiliki sekolah tenis lapangan bernama   Velodrom Tennis School di Jakarta.
 
 
 
0 comments:
Post a Comment